Oleh: Fabian Aditya Pratama )*
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mewujudkan revolusi atau transformasi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pria kelahiran tahun 1961 ini menempatkan infrastruktur sebagai prioritas utama pemerintahannya.
Langkah tersebut tidak hanya bertujuan memperbaiki konektivitas, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masa depan bangsa. Revolusi infrastruktur yang digagas Kepala Negara bertujuan mengatasi kesenjangan antarwilayah, memperkuat daya saing nasional, dan menciptakan ekonomi yang lebih tangguh dan merata.
Presiden pertama RI yang bukan berasal dari elite partai politik sekaligus militer ini menyadari bahwa pembangunan infrastruktur yang kuat akan menjadi landasan bagi kemajuan bangsa di berbagai sektor.
Infrastruktur jalan tol, pelabuhan, bandara, serta infrastruktur digital terus diperluas dan ditingkatkan selama dua periode kepemimpinannya. Salah satu proyek andalannya adalah pembangunan jalan tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatra yang telah menghubungkan berbagai wilayah strategis. Proyek-proyek tersebut mempercepat distribusi barang dan jasa, memangkas biaya logistik, serta meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di kawasan regional dan global.
Tol Trans-Jawa, sebagai salah satu proyek paling ambisius, kini telah menjadi tulang punggung utama transportasi darat di Pulau Jawa. Jalan tol tersebut menghubungkan kota-kota besar dan kawasan industri dengan lebih efisien.
Hal serupa juga terjadi di Sumatra, di mana Tol Trans-Sumatra memberikan akses yang lebih baik ke berbagai kota, pelabuhan, dan sentra ekonomi di pulau terbesar kedua di Indonesia tersebut. Pembangunan ini meningkatkan efisiensi transportasi dan membuka peluang bagi pengembangan ekonomi di wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menempatkan fokus pada pembangunan pelabuhan dan bandara di seluruh Indonesia, termasuk di daerah-daerah terpencil. Langkah ini dilakukan untuk mendukung peningkatan konektivitas nasional, terutama dalam mendukung ekspor dan impor serta mempermudah akses bagi penduduk di daerah-daerah terisolasi.
Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, merupakan salah satu contoh dari visi jangka panjang Presiden RI ketujuh dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara maritim terbesar di dunia. Pelabuhan tersebut dirancang untuk menjadi pusat ekspor otomotif terbesar di Asia Tenggara, yang akan mendukung pertumbuhan industri otomotif dan ekonomi nasional.
Bandara-bandara internasional juga diperluas dan direnovasi untuk meningkatkan kapasitas dan pelayanan bagi wisatawan dan pelaku bisnis. Infrastruktur ini memperkuat sektor pariwisata, yang telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional.
Peningkatan infrastruktur bandara di destinasi wisata unggulan, seperti Bali, Labuan Bajo, dan Mandalika, berperan penting dalam menarik lebih banyak wisatawan mancanegara serta menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal.
Pemerintah di bawah kepemimpinan pria kelahiran Kota Surakarta itu juga berupaya keras memperbaiki infrastruktur transportasi massal di perkotaan. Pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta, Light Rail Transit (LRT) di Jabodebek, dan revitalisasi transportasi umum lainnya menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengurangi kemacetan di kota-kota besar.
Sistem transportasi yang lebih modern dan efisien ini diharapkan tidak hanya mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi, tetapi juga mendukung upaya penurunan emisi gas rumah kaca dan memperbaiki kualitas udara di perkotaan.
Di wilayah Indonesia timur, revolusi infrastruktur yang diinisiasi oleh pemimpin bangsa yang menjabat sejak tahun 2014 tersebut menciptakan dampak yang signifikan. Pembangunan Jalan Trans Papua sepanjang lebih dari 4.000 kilometer telah membuka akses bagi masyarakat di wilayah-wilayah yang sebelumnya terisolasi. Infrastruktur ini meningkatkan mobilitas, memperlancar distribusi barang, serta memberikan akses yang lebih baik ke layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Warsito, menekankan bahwa akses yang lebih baik ini memungkinkan peningkatan kualitas pendidikan dan memperluas kesempatan belajar bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil. Pembangunan infrastruktur di Papua juga mencerminkan upaya nyata pemerintah untuk memastikan keadilan pembangunan dan memperkuat persatuan bangsa.
Di sektor energi, revolusi infrastruktur juga berjalan dengan baik. Pemerintahan Presiden Jokowi telah membangun berbagai pembangkit listrik di seluruh Indonesia untuk memastikan akses listrik yang merata.
Proyek 35.000 megawatt yang digagas oleh Presiden Jokowi bertujuan untuk mengatasi defisit listrik di berbagai daerah dan mendukung industrialisasi. Energi baru dan terbarukan juga mendapatkan perhatian serius, dengan proyek-proyek seperti pembangkit listrik tenaga surya dan air yang dibangun di berbagai wilayah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melihat bahwa pembangunan infrastruktur energi yang masif ini mendukung pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan energi yang lebih stabil dan terjangkau.
Ketersediaan energi yang lebih baik mendorong investasi di sektor industri dan meningkatkan produktivitas nasional. Airlangga juga mencatat bahwa pembangunan infrastruktur energi ini berperan penting dalam menyiapkan Indonesia untuk menghadapi tantangan global di era Revolusi Industri 4.0.
Revolusi infrastruktur yang dipimpin oleh Presiden Jokowi tidak hanya terbatas pada fisik, tetapi juga mencakup infrastruktur digital. Program Palapa Ring, yang merentangkan jaringan serat optik di seluruh Indonesia, telah berhasil meningkatkan akses internet di berbagai daerah terpencil.
Akses internet yang lebih baik ini mendukung perkembangan ekonomi digital, pendidikan, dan layanan publik berbasis teknologi. Langkah ini menegaskan komitmen Presiden RI ketujuh dalam menyiapkan Indonesia untuk menjadi salah satu pemain utama di ekonomi digital global.
Presiden Jokowi telah berhasil memimpin revolusi infrastruktur yang komprehensif dan berdampak luas bagi masa depan bangsa. Pembangunan ini tidak hanya menciptakan konektivitas fisik yang lebih baik, tetapi juga membangun pondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan infrastruktur yang maju, Indonesia semakin tangguh dalam menghadapi tantangan global dan siap bersaing di era ekonomi digital.
*) Kontributor Nawasena Institute
Tinggalkan Balasan