Jakarta – Capaian kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo selama 10 tahun terakhir mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk pengamat ekonomi dan politik. Para pakar menilai bahwa meski menghadapi tantangan global, Presiden Jokowi berhasil membawa Indonesia tetap tumbuh dan bertahan dalam kondisi ekonomi yang dinamis. Hal ini menjadi fondasi penting bagi pemerintahan selanjutnya di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto untuk melanjutkan program-program strategis yang telah berjalan.
Direktur Sekolah Kajian Stratejik Global dan Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Athor Subroto, menyatakan bahwa tantangan ekonomi global saat ini sangat kompleks, dengan dinamika geopolitik yang berubah cepat. Namun, menurutnya, resiliensi ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi patut diapresiasi. “Adanya pertumbuhan ekonomi di level 5 persen adalah pencapaian luar biasa di tengah disrupsi rantai pasokan global. Indonesia tetap bisa bertahan dan tumbuh lebih baik dibandingkan negara maju seperti Eropa,” ujar Athor.
Athor juga menekankan bahwa program hilirisasi yang dijalankan oleh Presiden Jokowi berhasil menciptakan efek berlipat bagi perekonomian dalam negeri. “Fondasi hilirisasi mampu menjaga proses ekonomi terjadi di dalam negeri sehingga multiplier effect-nya semakin besar. Jika ini dilanjutkan dengan strategi yang tepat, terutama di bidang energi, ekonomi Indonesia akan semakin kokoh dan dapat mencapai pertumbuhan 8 persen,” jelasnya.
Selain itu, pasar saham yang terus mendekati level psikologis 8000 juga mencerminkan kepercayaan pasar terhadap kebijakan ekonomi pemerintahan Presiden Jokowi. Athor menambahkan bahwa pemerintahan mendatang harus segera merealisasikan berbagai program yang sudah direncanakan untuk mendatangkan manfaat bagi masyarakat. “Komitmen transisi yang halus dari Presiden Jokowi ke presiden terpilih Prabowo adalah hal baik. Dengan transisi yang lancar, pemerintahan mendatang dapat segera mencapai quick wins dalam berbagai sektor,” ungkapnya.
Di sisi lain, Pengamat Politik Ekonomi Universitas Bung Karno, Faisyal Chaniago, menilai bahwa salah satu pendekatan Presiden Jokowi yang patut dicontoh oleh presiden terpilih Prabowo Subianto adalah strategi harmonisasi politik. “Pendekatan soft Presiden Jokowi yang merangkul semua kompetitor politik dan menjaga stabilitas politik selama ini sangat efektif. Hal ini harus dilanjutkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran agar tidak ada kegaduhan politik yang mengganggu jalannya pembangunan,” kata Faisyal.
Faisyal juga mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang tegas dalam menjalankan instruksinya. Menurutnya, Presiden Jokowi selalu memastikan bahwa para menterinya menjalankan arahan yang telah diberikan. “Geopolitik global yang fluktuatif serta pandemi Covid-19 berhasil dilalui dengan baik oleh pemerintahan Presiden Jokowi. Dia juga berani menjalankan konsep hilirisasi meski mendapat penentangan,” jelas Faisyal.
Sementara itu, di masa transisi pemerintahan ini, kedua pengamat sepakat bahwa masyarakat perlu terus mengawal dan mendukung keberlanjutan program-program yang sudah ada. Menurut Faisyal, program infrastruktur seperti pembangunan tol harus tetap berjalan, karena pembangunan tidak cukup hanya 10 tahun. “Penting bagi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk melanjutkan program infrastruktur ini, karena membutuhkan kesinambungan yang didukung oleh transisi yang mulus dan sinergitas yang baik antara kabinet lama dan baru,” tambahnya.
Pada akhirnya, pesan dari Presiden Jokowi kepada jajarannya untuk mendukung kabinet Prabowo menjadi sinyal penting bagi pasar bahwa transisi ini akan berjalan sukses. Athor menegaskan bahwa keberhasilan transisi ini akan membuat Indonesia semakin maju. “Presiden Jokowi telah memberikan fondasi yang kuat, dan jika kepemimpinan Prabowo dapat meneruskannya, kita tidak akan mundur, tapi justru semakin maju dan mengejar ketertinggalan,” pungkasnya.
Melalui sinergi antara pemerintahan lama dan baru, masyarakat diharapkan dapat terus mendukung program keberlanjutan yang akan dijalankan oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, demi tercapainya Indonesia yang lebih sejahtera dan berdaya saing di kancah global.
Tinggalkan Balasan